Maluku Utara, Ungkapfakta.info -
Sofifi, 6 Maret 2025 – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, dengan tegas menyatakan komitmennya untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pidato perdananya saat Rapat Paripurna DPRD Provinsi Malut, Kamis (6/3), di Sofifi.
Dalam pidatonya yang lugas dan penuh ketegasan, Sherly menegaskan bahwa dirinya tidak akan mentolerir pejabat yang menyalahgunakan kewenangan atau merugikan rakyat.
“Saya tidak butuh disenang-senangkan, manipulasi laporan yang membungkus realita dengan kata-kata indah. Saya ingin hasil konkret—mission accomplished! Jika ada yang coba-coba korupsi, berkolusi, dan nepotisme, siap-siap saya nonjob,” tegas Sherly di hadapan Ketua dan Anggota DPRD, Forkopimda, pimpinan OPD, serta tamu undangan lainnya.
Sebagai gubernur perempuan pertama di Maluku Utara, Sherly menegaskan bahwa kepemimpinannya akan mengutamakan akuntabilitas, transparansi, dan efektivitas dalam birokrasi, sejalan dengan prinsip Good Governance.
Sherly menolak praktik lama dalam birokrasi yang selama ini dianggap menghambat kemajuan daerah. Ia memastikan bahwa mutasi jabatan di lingkungan Pemprov Malut tidak akan didasarkan pada kepentingan politik atau hubungan pribadi, melainkan kompetensi, kinerja, dan integritas pejabat yang bersangkutan.
“Mutasi jabatan adalah keniscayaan, bukan soal suka atau tidak suka, tapi soal kompetensi, kinerja, kemampuan kerja sama, dan integritas. Tidak ada lagi politisasi jabatan atau urusan titip-menitip,” ujarnya tegas.
Selain itu, ia menekankan pentingnya efisiensi belanja daerah tanpa mengorbankan kualitas layanan publik. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 dan Surat Edaran Mendagri Nomor 900/833/SJ yang mengatur pengelolaan anggaran daerah secara transparan dan bertanggung jawab.
Dalam pidatonya, Sherly juga menegaskan komitmennya untuk mendukung Asta Cita, delapan program utama Presiden, demi pembangunan Maluku Utara yang lebih maju dan berkeadilan.
“Saya telah bersumpah di hadapan Bapak Presiden untuk mengemban amanah ini dengan penuh tanggung jawab. Saya mengabdi tidak untuk memperkaya diri, tetapi untuk membawa Maluku Utara bangkit dan mengejar ketertinggalan,” katanya.
Di akhir pidatonya, Sherly menyelipkan dua pantun yang mengundang tepuk tangan hadirin, menegaskan bahwa masa bersantai bagi para pejabat sudah berakhir.
Jalan-jalan ke Morotai
Mampir ke Daruba untuk belanja
Habis dilantik jangan santai
Sudah saatnya bekerja
Beli ikan di pasar Gotowasi
Ditawar murah sama si Bob
Kalau ada yang mau coba korupsi
Siap-siap saya non-job
Kehadiran Sherly Tjoanda Laos sebagai pemimpin baru Maluku Utara tampaknya membawa angin segar dalam tata kelola pemerintahan daerah. Ketegasannya dalam memberantas korupsi dan menjalankan birokrasi berbasis meritokrasi menjadi sinyal kuat bahwa reformasi birokrasi di Malut akan semakin nyata. Pejabat yang tak mampu beradaptasi dengan perubahan ini, tampaknya harus siap menerima konsekuensi.
Sumber: (Rusli)