Bukittinggi, Kota Perjuangan, kini berdiri megah dengan deretan masjid yang luar biasa. Fasilitas dan sarana-prasarananya memadai, sesuai dengan marwah kota religius yang terus melangkah menuju kesempurnaan peribadatan umat Islam, sebagai mana yang telah di lansir oleh media TopTen-News.
Namun, di balik kemegahan masjid-masjid Jami' di kota ini, ada satu warisan yang seolah mulai dilupakan : Surau Inyiak Djambek, yang berada di jantung kota Bukittinggi. Dahulu, tempat ini bukan sekadar surau, tapi pusat kajian keilmuan Islam yang sinarnya menjangkau Bukittinggi, Agam, Limapuluh Kota, Pasaman, hingga Tanah Datar.
Kini, geliatnya seolah meredup. Surau yang dulu penuh ruh perjuangan dakwah, kini hanya menjalankan rutinitas shalat lima waktu. Seakan tidak ada langkah langkah untuk menjadikan pusat ke agamaan serta terlihat kurang terurus baik halaman, tempat berwudhuk yg butuh penanganan serius dan tetap memegang teguh terhadap standar kesucian untuk memulai suatu ibadah, disamping itu adanya kegiatan yang kurang terpola dan terorganisir Padahal, nama besar Inyiak Djambek adalah simbol ketokohan, keikhlasan, dan kerendahan hati seorang ulama besar yang dihormati.
Surau Inyiak Djambek sesungguhnya dapat kembali menjadi pusat dakwah modern. Dengan manajemen transparan dan program yang menyentuh generasi muda, surau ini bisa menjadi aset berharga sekaligus penyempurna peran masjid-masjid besar di Bukittinggi.
Kami percaya, para pewaris dan pengurus Surau Inyiak Djambek mendengar aspirasi ini begitu harapan masyarakat tangah sawah khusunya dan Bukittinggi umumnya , dan seluruh umat, berharap surau ini kembali bersinar seperti dulu.
Tulisan ini merupakan bentuk hormat dan cinta kepada almarhum Inyiak Djambek
Al-Fatihah 🤲🏼
.png)
.png)
