• Jelajahi

    Copyright © Ungkap Fakta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    IKLAN HUT SELAYAR

    IKLAN HUT SELAYAR

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    Guru, Honorer, PPPK, ASN Tetap Pendidik

    Kamis, 11 Desember 2025, Desember 11, 2025 WIB Last Updated 2025-12-11T00:16:59Z
    masukkan script iklan disini



    Penulis : Suharnel

    Bukittinggi, Rabu 10/12/2025 - Adanya kemajuan, kemutakhiran serta prestasi di seluruh bidang dunia, baik bidang sosial, budaya, teknologi, politik serta keuangan semuanya bersumber dari menjalani dan mengikuti pendidikan dimulai dari SD, SMP serta SMU, serta Sederajat.

    Sejauh apapun kemajuan yang selalu berpacu dengan detak waktu seakan kita terlupakan oleh Pendidik yaitu Guru. Sangat gampang kita memberikan applause dengan kelatahan pahlawan tanpa jasa, akan tetapi secara hakiki tidak semudah itu dan juga tidak bisa dinilai dengan kematerian.

    Kesadaran untuk terimakasih dan mengingat jasa para guru yang disinonimkan dengan guru Oemar Bakrie seperti ada dalam syair sebuah lagu, dan itu memang masih ada di pelosok negeri yang sudah berumur merdeka 80 tahun.

    Apa indikator yang bisa diambil dari kemajuan dan keberhasilan seorang Oemar Bakrie, apakah dari sepeda ontel ke sepeda motor, ataukah ke kendaraan roda empat, ataukah memiliki rumah tempat tinggal dengan cicilan kurun waktu  angsuran 15 sampai dengan 20 tahun, dimana ukuran indikator  keberhasilan seorang guru. 

    Adapun asosiasi yang menaungi guru, terlihat belum optimal dan maksimal untuk memperjuangkan nasib guru yang merupakan tonggak utama suatu kualitas bangsa yang Berbhineka Tunggal Ika ini. Guru seakan dicukupkan dengan fasilitas rutin gaji pokok, tunjangan, sertifikasi dan lain sebagainya. Disisi lain dengan kurikulum yang sering berubah dan belum memiliki SOP yang baku, dapat kita bayangkan penyesuaian, pemahaman para guru untuk mengimplementasikannya, ini lah carut marut dunia pendidikan yang seakan termajinalkan dari semua RENSTRA di pengambil kebijakan pusat, Provinsi serta Kabupaten Kota.

    Implementasi otoda tidak mencakup bidang pendidikan yang masih sentralisasi namun diperparah lagi Duplicating kewenangan kepada pemerintah Provinsi yang menaungi pendidikan Menengah Atas yang berada di kabupaten kota dalam kewenangan, pengawasan instansi terkait, maka akan menjadi rumit pada zonasi penerimaan yang menabrak kearifan lokal serta suburlah ketebelece, referensi, rekomendasi dan tidak lagi bersabar kelayakan dan kepatutan diterima atau tidak malahan cenderung dipaksakan untuk bisa masuk sekolah favorite .

    Kesemrawutan ini guru yang akan menjadi sasaran apalagi bila klasifikasi penerimaan tidak berdasarkan kepada kemampuan dan kecakapan potensi akademik. Sudah jelas guru akan dihadapkan dengan psikologi dan kemauan peserta didik yang harus di pintarkan, dicerdaskan dengan beban target kurikulum nasional, disini belum lagi kebiasaan etika dan adab yang harus terduplikasikan oleh seorang Oemar Bakrie kepada peserta didik, dan apapun itu jika hasil kurang atau belum memuaskan guru adalah garda terdepan yang disalahkan dan didiskresitkan malah makin konyol dengan dimanfaatkan atau termanfaatkan oleh politik praktis, karna ini kondisi yang dirasakan dalam membangun pendidikan yang berwawasan dan berkarakter.

    Kapan guru diletakkan pada porsi yang hakiki dan sesungguhnya, kapan guru diberikan kewenangan dan kepercayaan untuk slogan mengentaskan kebodohan untuk generasi yang terus menerus menghirup udara Republik yang 350 tahun dibawah kolonial, akan tetapi guru saat ini dimarjinalkan betul fasilitas dan prasarana yang di modernisasi, megah dan fantastis, akan tetapi lupa dengan membangun SDM Oemar Bakrie yang 70 % kehidupan guru tersandera oleh rutinitas mengajar, memeriksa, memberikan pelajaran tambahan kepada peserta didik, kapan guru menikmati dan menjalani hidup, dan kehidupan secara normal seperti profesi lain di Bangsa yang menganut kemanusiaan yang adil dan beradab.

    Dengan adanya media sosial, apakah itu Mbah Google, om AI namun tidak akan bisa menggantikan posisi dan peran guru. Kemajuan dan kecanggihan IT seakan guru termajinalkan. Akankan guru akan kembali kepada keperadaban dihargai, dihormati itu semua dikembalikan kepada pengambil kebijakan pusat dan daerah melalui kecakapan kementrian melalui Dirjen pendidikan yang tidak mengabdi kepada kepentingan, dan personal tapi mengabdi kepada system yang tidak coba-coba dan berubah ubah. 
    Semoga semua atas izin Allah SWT.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    https://www.profitableratecpm.com/knzuikf5dh?key=c788dca60ab1d7a8d48523714ff94c5e