Program ini dirancang sebagai solusi atas tingginya angka pengangguran lulusan sekolah menengah. Berdasarkan data terbaru, jumlah angkatan kerja di Lampung mencapai 5,09 juta orang, dengan 4,8 juta di antaranya telah bekerja. Namun, sebanyak 206.800 orang (4,07%) masih menganggur.
"Yang paling tinggi tingkat penganggurannya justru lulusan SMA dan SMK. Lulusan SMA mencapai 6,88%, dan SMK 5,77%. Ini artinya, masih ada gap besar antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja," kata Rahmat Mirzani Djausal Gubernur Lampung dalam keterangan resmi.(18/12/2025).
Melalui program Migran Vokasi, siswa SMA/SMK-terutama kelas XII-akan dibekali keterampilan teknis, karakter profesional, serta kesiapan untuk menjadi tenaga kerja migran yang terlindungi dan berkualitas. Program ini juga dikolaborasikan langsung dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
"Kerja ke luar negeri bukan lagi opsi cadangan, tapi strategi masa depan. Kami ingin anak-anak Lampung punya daya saing global," ujar Mirza.
Selain soal keterampilan, program ini juga menekankan pentingnya perlindungan dan pendampingan yang layak bagi calon pekerja migran. Proses pelatihan yang biasanya memakan waktu 6-8 bulan, kini bisa dipangkas hanya dalam 3 bulan.
"Untuk tahap awal, kita fokuskan dulu ke siswa kelas 3. Di usia ini, mereka biasanya sudah mulai menentukan masa depan, termasuk pilihan untuk bekerja ke luar negeri," tambahnya.
Mirza meyakini, pemuda-pemudi Lampung yang pulang dari luar negeri kelak tak hanya membawa uang, tapi juga wawasan global, etos kerja tinggi, dan potensi besar menjadi wirausaha di daerah asal.
Inovasi ini di resmikan langsung oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding. Program ini direncanakan akan diterapkan di seluruh tingkat SMA/SMK se-Indonesia.
.png)

.png)
