BOJONEGORO, ungkapfakta.info-
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus menggaungkan pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan hingga gorong-gorong.
Namun di balik slogan pembangunan tersebut, fakta di lapangan justru menunjukkan adanya proyek yang dinilai tidak fungsional dan terkesan asal jadi, bahkan diduga hanya menghabiskan anggaran daerah.
Berdasarkan pantauan pewarta di lokasi, sejumlah pembangunan saluran beton U-ditch ditemukan tidak memiliki fungsi nyata. Proyek tersebut dikerjakan hanya separuh, lalu terhenti tanpa kejelasan kelanjutan selama hampir dua tahun. Akibatnya, aliran air tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, sehingga keberadaan bangunan tersebut dinilai sia-sia.
Ironisnya, pembangunan saluran air yang seharusnya dikerjakan secara terencana—dimulai dari titik hulu ke hilir—justru dilakukan tidak logis dan terkesan ngawur. Kondisi ini memunculkan dugaan kuat bahwa proyek tersebut tidak berorientasi pada manfaat, melainkan hanya formalitas serapan anggaran.
Menanggapi hal tersebut, Koh Aksin, penggiat informasi publik, menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai proyek mangkrak tersebut sebagai bentuk pemborosan uang rakyat.
“Kalau pembangunan U-ditch cuma dikerjakan separo dan tidak bisa mengalirkan air, lalu apa fungsinya? Ini jelas pemborosan. Uang miliaran rupiah seolah dihambur-hamburkan tanpa perencanaan matang,” tegasnya.
Ia juga mendesak agar pihak terkait, termasuk inspektorat dan aparat penegak hukum, turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek-proyek infrastruktur yang mangkrak dan tidak bermanfaat bagi masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak dinas terkait mengenai alasan terhentinya pembangunan U-ditch tersebut maupun kejelasan kelanjutan proyek yang telah menelan anggaran besar dari APBD.
Masyarakat berharap Pemkab Bojonegoro tidak menutup mata dan segera melakukan audit terbuka, agar pembangunan benar-benar memberi manfaat, bukan sekadar meninggalkan bangunan beton tanpa fungsi.
.png)
.png)
