Tarakan, Ungkapfakta.info -
Ratusan warga Kelurahan Sebengkok memadati jalanan untuk mengikuti pawai obor dalam rangka menyambut Ramadan 1446 H, pada Rabu, 26 Februari 2025 malam.
Hamdi, salah satu panitia acara mengungkapkan, selain sebagai bentuk syiar Islam, pawai obor juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
Acara yang sudah menjadi tradisi tahunan ini tidak hanya bertujuan untuk menyemarakkan bulan suci, tetapi juga mempererat kebersamaan masyarakat.
“Acara ini bukan sekadar pawai, tapi juga ajang mempererat silaturahmi antar warga,” katanya.
Hamdi menjelaskan, teknis pawai semalam dimulai dari Jalan P. Diponegoro (Gunung Belah) dan berakhir di Jalan Tiram, Kelurahan Sebengkok. Pawai bertambah meriah lantaran dipimpin oleh marching band, lalu diikuti oleh barisan pemuda-pemudi yang membawa obor.
Setiap peserta diwajibkan membawa obor yang sudah disiapkan oleh panitia atau dibawa sendiri dari rumah.
“Peserta kami bagi dalam beberapa kelompok agar jalannya lebih tertib. Ada barisan pemuda, kelompok keluarga, dan anak-anak yang didampingi orang tua,” jelasnya.
Hamdi menambahkan, setibanya di garis akhir, warga disuguhkan berbagai atraksi, seperti pertunjukan sembur api, penampilan marching band, dan lantunan selawat.
Selain itu, di titik akhir pawai telah disiapkan panggung hiburan yang menampilkan musik gambus.
“Musik gambus ini menambah suasana syahdu Ramadan. Warga bisa duduk santai sambil menikmati hiburan religi setelah pawai,” ujarnya.
Hamdi menjelaskan, pawai obor ini akan terus menjadi bagian dari peringatan hari-hari besar Islam di Kelurahan Sebengkok. Namun, ada wacana untuk memperluas rute agar lebih banyak warga yang bisa ikut serta.
“Sebenarnya ada usulan untuk memulai pawai dari stadion hingga pertigaan Sebengkok Tiram. Kalau rutenya lebih besar, mungkin yang menyelenggarakan nanti adalah PHBI Kelurahan Sebengkok,” tukasnya.
Acara juga ini turut dihadiri oleh jajaran pejabat lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Alias, SKM., M. Kes, juga terlihat dalam rombongan pejabat yang menghadiri acara tersebut.
Alias turut memberikan tanggapan, yang mana pawai obor ini menjadi sarana untuk menghidupkan kembali tradisi keislaman di tengah masyarakat modern.
“Acara ini mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan warga dalam menyambut bulan suci. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan dan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang,” tuturnya.
Camat Tarakan Tengah, Andry Rawung, S.STP, M.H., menyebut acara ini sebagai bentuk kebersamaan dan edukasi bagi generasi muda.
“Pawai ini bukan hanya tradisi seremonial, tetapi juga sarana edukasi bagi anak-anak dan pemuda agar lebih memahami makna Ramadan. Selain itu, kegiatan seperti ini juga memperkuat hubungan sosial antar warga,” ungkapnya.
Selain aspek sosial dan keagamaan, acara ini juga membantu menggerakkan ekonomi warga, terutama pedagang makanan dan minuman di sekitar lokasi pawai.
Sinta, seorang warga yang menonton pawai bersama keluarganya, merasa acara seperti ini penting untuk menjaga tradisi.
“Anak-anak saya senang sekali, mereka bisa merasakan semangat Ramadan dari sekarang. Semoga tahun depan tetap diadakan dengan lebih meriah,” ujarnya.
Acara ini juga memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar, terutama pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar lokasi pawai. Wenny, seorang pedagang yang berjualan di rute pawai, mengungkapkan omzetnya meningkat drastis dibandingkan hari biasa.
“Alhamdulillah, dagangan saya laris. Biasanya jualan sampai malam baru habis, tapi tadi sebelum pawai selesai sudah banyak yang beli. Acara seperti ini membantu kami para pedagang kecil,” ungkapnya.
Salah satu peserta pawai, Rafi, mengaku sangat menikmati jalannya acara.
“Ikut pawai obor ini seru banget, apalagi bisa jalan bareng teman-teman sambil membawa obor. Rasanya Ramadan jadi lebih spesial. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi dan rutenya diperpanjang,” pungkasnya.
Sumber: benuanta.co.id