Isu yang sebelumnya hanya menjadi bisik-bisik internal di kalangan ASN ini mencuat setelah wartawan mendatangi Kantor Inspektorat Tubaba untuk mengonfirmasi dugaan pelanggaran etika di lingkungan birokrasi setempat.
Pejabat A akhirnya menyampaikan keterangannya secara langsung kepada para wartawan. Ia mengaku klarifikasi ini dilakukan atas inisiatif pribadinya demi meluruskan isu yang berkembang.
“Saya akui pernah ada kedekatan, tapi itu sebatas teman dan rekan kerja. Karena dia dulu pernah jadi staf saya, satu ruangan. Mungkin karena terlihat selalu bersama, tapi bukan berduaan. Menurut saya itu wajar saja, karena kami sedang menjalani tugas,” ujar A.
A menjelaskan bahwa karakter staf tersebut yang ramah dan komunikatif bisa saja menimbulkan persepsi keliru di kalangan pegawai lain.
“Menurut saya, orang yang bersangkutan memang welcome, enak diajak berbicara. Mungkin karena itu anggapan teman-teman saya punya hubungan sama dia,” jelasnya.
A mengungkapkan bahwa persoalan ini pernah ditangani oleh Inspektur. Sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih lanjut, staf yang diduga dekat dengannya dipindahkan dari ruang kerjanya.
“Yang bersangkutan langsung dikeluarkan dari ruangan saya. Setelah itu sampai sekarang ini. Yang saya rasa, saya tidak pernah melakukan hal-hal yang melanggar norma,” jelas A.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya memiliki keluarga, sehingga paham batasan interaksi di lingkungan kerja.
“Saya punya keluarga jadi saya tahu batasan-batasan dalam berbicara. Jadi saya dengan yang bersangkutan tidak ada apa-apa. Itu menurut saya, tapi kita tidak tahu menurut orang,” lanjutnya.
Dalam klarifikasinya, A menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak dalam institusi yang merasa terganggu akibat isu ini.
“Ini menjadi pelajaran buat saya. Terima kasih kepada teman-teman. Atas nama pribadi saya mohon maaf, atas nama institusi saya juga mohon maaf apabila selama ini saya telah membuat resah di kantor,” ujarnya.
Setelah isu merebak, A mengaku telah menjaga jarak dari staf tersebut.
“Saya sudah tidak mau lagi membantu. Bahkan walaupun dia saya ketemu di jalan, saya tidak mau lagi dekat-dekat karena nanti niat saya baik, pandangan orang beda,” ungkapnya.
A kembali menegaskan bahwa klarifikasi ini ia berikan untuk menghentikan spekulasi liar dan mencegah isu berkembang lebih jauh.
Ia juga membenarkan bahwa sebelum isu beredar, Inspektur sempat mengambil tindakan pencegahan dengan memindahkan staf terkait.
“Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, beliau langsung keluarkan dari ruangan saya. Sejak itu sampai sekarang, saya tidak merasa melanggar norma apa pun,” katanya.
Secara terpisah, Inspektur Inspektorat Tubaba yang juga menjabat sebagai Pj. Sekda Tubaba, Perana Putera, memberikan bantahan tegas atas pernyataan yang menyebut dirinya menangani atau menyelesaikan dugaan hubungan asmara tersebut.
“Tadi A klarifikasi ke saya. Kata A, dia tidak pernah bilang begitu. A cuma bilang memang dulu dia pernah jadi staf, betul. Tapi kalau karena ada isu seperti itu makanya stafnya dipindahkan. Saya tanya, ‘Pernah nggak bilang begitu?’ Dia bilang tidak pernah,” ungkap Perana saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Perana menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyelesaikan atau menangani “hubungan” sebagaimana yang diduga.
“Saya tidak pernah menyelesaikan hubungan itu karena memang tidak ada,” tegasnya.
Sementara itu Oknum staf berinisial I belum berhasil dimintai keterangannya, saat media hendak menemui I di ruang kerjanya, oknum mantan staf A sudah tidak berada di kantor.
.png)

.png)
