SULSEL, Ungkapfakta.info-
Kabupaten Maros kembali menjadi sorotan nasional setelah dalam satu hari sukses memborong tiga penghargaan dari tiga lembaga negara berbeda.
Momentum ini bukan hanya menandai capaian administratif, tetapi menjadi penegasan bahwa arah pembangunan Maros telah bergerak dalam jalur yang tepat konsisten, terukur, dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat.
Di tengah kompetisi antar daerah yang semakin ketat, Maros tampil mencolok dengan performa yang stabil, bahkan progresif.
Banyak pemerintah daerah masih berkutat pada persoalan konsolidasi kelembagaan dan percepatan layanan dasar, namun Maros mampu menunjukkan lompatan kinerja yang menyentuh tiga sektor strategis sekaligus: kesehatan masyarakat, kualitas kebijakan, dan pemberdayaan desa.
Ketiga aspek ini merupakan fondasi utama untuk membangun daerah yang kuat, adaptif, dan berkelanjutan.
Penghargaan pertama datang dari Kementerian Dalam Negeri RI yang menempatkan Maros sebagai Kabupaten Berkinerja Baik dalam Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional.
Penghargaan tersebut diterima di Green Forest Bogor dan menjadi validasi bahwa upaya pemerintah daerah menurunkan stunting bukan sekadar slogan.
Langkah-langkah yang dilakukan bersifat sistematis: intervensi gizi spesifik, pembenahan layanan Puskesmas, edukasi intensif oleh PKK dan kader desa, hingga monitoring digital yang membuat pelaporan lebih akurat.
Semua itu membuktikan bahwa Maros serius menjaga masa depan generasi mudanya.
Bupati Maros, Dr. H. A. Chaidir Syam, menegaskan bahwa penghargaan tersebut adalah kerja kolektif.
“Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Prioritas kita jelas: memastikan setiap anak Maros tumbuh sehat dan kuat. Ini adalah kemenangan bersama masyarakat Maros,” ujarnya dengan penuh haru.
Tidak berselang lama, penghargaan kedua diserahkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI berupa Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) Kualifikasi Unggul.
Predikat ini sangat prestisius karena menandai bahwa proses perumusan kebijakan di Maros telah mengikuti standar ilmiah: ada riset, analisis data, konsultasi publik, serta evaluasi dampak.
Tidak banyak daerah mampu mencapai predikat “Unggul”, sehingga posisi Maros kini berada sejajar dengan daerah-daerah berkapasitas tinggi dalam tata kelola pemerintahan modern.
Wakil Bupati Maros, A. Muetazim Mansyur, yang menerima penghargaan langsung di Surabaya, menegaskan bahwa capaian tersebut menunjukkan kedisiplinan birokrasi.
“Kebijakan tidak boleh lagi lahir dari intuisi semata. Harus berbasis bukti. Itulah prinsip yang kita jalankan,” ucapnya.
Lalu, penghargaan ketiga datang dari DPP APDESI sebagai bentuk apresiasi atas keberpihakan Maros terhadap pembangunan desa.
Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah kabupaten memperkuat kapasitas perangkat desa, mengoptimalkan BUMDes, serta mendorong kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
Pendekatan ini dianggap mampu menjaga keseimbangan pembangunan antara wilayah kota dan desa, sehingga tidak terjadi ketimpangan pertumbuhan.
(Benny/Yustus)
.png)

.png)
