.png)
Kerinci, Ungkap Fakta. Info - Pekerjaan pembangunan turap beton di Desa Lubuk Nagodang, Kecamatan Siulak, kembali menuai perhatian publik. Proyek dengan pagu Rp129.722.800 yang dikerjakan oleh CV Kerinci Seblat ini tumbang meski belum diterjang luapan Sungai Batang Marao, sungai yang biasanya meluap di musim hujan.
Saat media tiba di lokasi, ditemukan bahwa tidak ada papan nama proyek, sesuatu yang wajib sebagai bentuk transparansi penggunaan anggaran negara.
Seorang warga menuturkan bahwa turap tersebut runtuh secara tiba-tiba.
> “Tembok itu baru tumbang. Untung tak ada korban jiwa, padahal pekerja berada sangat dekat saat kejadian,” ungkap sumber.
POSTINGAN FACEBOOK UNGKAP PENYEBAB RUNTUHNYA—MESKI AKHIRNYA DIHAPUS
Kehebohan semakin meningkat setelah sebuah akun Facebook sempat mengunggah foto dan keterangan terkait penyebab tumbangnya turap sebelum akhirnya postingannya dihapus oleh pemilik akun.
Dalam postingan tersebut disampaikan dugaan teknis yang menyebabkan ambruknya pekerjaan:
> “Menurut info yang diposting di salah satu akun Facebook, tembok tumbang karena rangka besi yang tidak sesuai dan kondisi pondasi yang tidak dicor dengan kuat. Air yang menggenang juga membuat semen tidak melekat,” tulis postingan itu sebelum dihapus.
Postingan ini sempat beredar dan ditanggapi banyak warganet, menambah kuat dugaan bahwa pekerjaan tidak mengikuti standar konstruksi yang benar.
TEMUAN LAPANGAN MENGUATKAN DUGAAN TERSEBUT :
Pantauan di lapangan menemukan hal-hal berikut:
1. Rangkaian Besi Diduga Tidak Sesuai Standar, Jarak dan ukuran rangka besi terlihat tidak memenuhi syarat teknis.
2. Besi slop dekat Pondasi Tidak Dicor sebagai Pengikat Utama untuk daya tahan Pondasi ditemukan tidak memiliki cor dasar yang berfungsi menahan beban awal.
3. Wiremesh Tidak Terikat pada Pondasi Bawah dan Atas Wiremesh dipasang seadanya, tidak dirangkai pada struktur utama sehingga tidak mampu menahan beban.
4. Pengerjaan Dilakukan dalam Kondisi Genangan Air, " Genangan mengakibatkan adukan semen tidak mengikat kuat dan rawan runtuh.
PERTANYAAN KRITIS: BELUM ADA LUAPAN AIR SAJA SUDAH TUMBANG
Salah seorang pemerhati pembangunan menegaskan:
> “Belum ada air sungai yang meluap saja sudah ambruk. Bagaimana nanti kalau diterjang banjir Batang Marao? Ini bukan sekadar kesalahan kecil tapi kegagalan konstruksi yang membahayakan warga.”
SUARA AKTIVIS: MINTA INVESTIGASI MENYELURUH, Aktivis Kerinci juga menyoroti dugaan kelalaian ini.
> “Ini proyek uang rakyat. Jika benar tidak sesuai SOP, harus diusut. Kami meminta dinas terkait dan aparat penegak hukum melakukan audit dan investigasi total,” tegas seorang aktivis lingkungan.
POTENSI SANKSI ATAS GAGAL KONSTRUKSI : Jika terbukti terjadi kelalaian, berikut sanksi yang dapat dikenakan:
1. UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Kontraktor wajib menjamin keamanan dan mutu pekerjaan.
2. Sanksi Administratif: Teguran tertulis
Penghentian pekerjaan, Pemutusan kontrak (Blacklist 1–2 tahun)
3. Sanksi Perdata : Kontraktor wajib memperbaiki dan mengganti kerugian.
4. Sanksi Pidana : Jika kelalaian menyebabkan kegagalan bangunan yang membahayakan nyawa:
Penjara hingga 5 tahun: Denda hingga Rp10 miliar.
Turap beton yang seharusnya menjadi perlindungan dari ancaman luapan sungai justru tumbang sebelum diuji oleh arus Batang Marao. Dengan adanya temuan lapangan dan postingan Facebook yang sempat viral, kuat dugaan pekerjaan dilakukan tidak sesuai spesifikasi. Perlu investigasi mendalam untuk memastikan tanggung jawab dan mencegah kejadian serupa terulang
Diminta Pihak Dinas Betu-Betul mengawasi dengan ketat tentang pengerjaan tersebut.
(Andol jmb)
.png)
