Tojo Una-Una. Ungkap Fakta. Koordinator Lapangan (Korlap) aksi nelayan penolak aktivitas seismik migas di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Muhamat Salam, angkat bicara terkait insiden dugaan pengeroyokan terhadap dua orang pekerja yang terjadi di Musala Kantor Bupati Tojo Una-Una.
Melalui sambungan telepon, Kamis (25/12/2025), Muhamat Salam menegaskan bahwa fokus utama masa Aksi yang digelar di Kantor Bupati dan DPRD Tojo Una-Una semata-mata untuk menyampaikan aspirasi masyarakat nelayan terkait penolakan aktivitas seismik migas, bukan untuk melakukan tindakan pengeroyokan.
“Saat kejadian itu kami berada tepat di mobil sound, sedang menyampaikan aspirasi masyarakat nelayan kepada Bupati Tojo Una-Una,” ujar Salam.
Ia menjelaskan, ketika insiden dugaan pengeroyokan tersebut terjadi, massa aksi sedang bersiap bergerak menuju Kantor DPRD Touna untuk melanjutkan agenda penyampaian tuntutan.
“Pada waktu kejadian, kami bersiap menuju Kantor DPRD. Tidak ada arahan dari saya untuk melakukan tindakan dugaan pengeroyokan,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan media ini di lokasi, massa aksi memang terlihat hendak meninggalkan area Kantor Bupati menuju Kantor DPRD. Namun secara tiba-tiba, sejumlah orang terlihat berlarian ke arah musala yang berada di samping Kantor Bupati, menyerupai aksi kejar-kejaran.
Sementara itu, mobil sound milik massa pendemo berjalan ke pintu keluar area Kantor Bupati dan akan menuju Kantor DPRD. Sebagian massa lainnya tampak masih berada di sekitar area musala saat insiden tersebut berlangsung.
Peristiwa ini diharapkan menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa dalam situasi kerumunan massa aksi, potensi kesalahpahaman maupun insiden di luar kendali dapat terjadi. Oleh karena itu, diperlukan pengamanan dari aparat yang lebih diperketat untuk mengantisipasi hal hal tak terduga agar penyampaian aspirasi dapat berjalan aman dan kondusif.
Selain itu, masyarakat sekitar juga diharapkan turut menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari penyebaran narasi yang berpotensi memperkeruh suasana. Dengan sikap saling menahan diri dan mengedepankan dialog, aspirasi publik diharapkan dapat tersampaikan secara damai tanpa merugikan pihak mana pun. **
.png)

.png)
