Padang, 15 Juni 2025 — Puluhan kader militan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sumatera Barat melakukan aksi unjuk rasa dan membubarkan pelaksanaan Kongres SEMMI SII yang digelar di Aula Whiz Prime Hotel, Kota Padang. Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PW SEMMI Sumatera Barat, Nopalion, dan diikuti oleh kader dari berbagai cabang se-Sumatera Barat.
SEMMI Sumatera Barat menyatakan bahwa kegiatan tersebut tidak jelas dan tidak mewakili organisasi yang sah di Sumatera Barat. Dalam orasinya, Nopalion menegaskan bahwa selama ini pihaknya telah berjuang menghidupkan kembali SEMMI dan Syarikat Islam (SI) di berbagai daerah di Sumatera Barat dengan penuh pengorbanan. Ia menyampaikan kekecewaannya atas hadirnya pihak-pihak yang tiba-tiba mengaku sebagai bagian dari SEMMI dan menyelenggarakan kongres tanpa koordinasi dengan pengurus wilayah resmi.
> "Kami sangat kecewa dan menolak keras pelaksanaan Kongres SEMMI SII di Sumatera Barat. Selama ini kami yang berjuang siang malam membesarkan SEMMI di daerah ini. Tiba-tiba ada kelompok yang datang mengambil panggung dan bahkan memfitnah kami dengan berbagai tuduhan. Ini sangat menyakitkan," tegas Nopalion dalam orasinya.
Koordinator aksi, Aulia Eka Putra yang juga Ketua Umum SEMMI Cabang Padang, menyatakan bahwa aksi akan terus dilanjutkan hingga kegiatan tersebut dibubarkan sepenuhnya.
> "Kami bersama seluruh kader SEMMI Sumatera Barat sepakat menolak keberadaan dan kegiatan mereka. Jika mau kongres, silakan laksanakan di luar Sumatera Barat, jangan di sini," ujarnya lantang.
Aksi ini juga dihadiri oleh jajaran Pengurus Wilayah SEMMI Sumatera Barat, antara lain Roby Hasan (Sekretaris Umum), Fardian Pratama (Kabid POLHUKHAM), Hidayatul Fikri (Wasekum Parekraf), Adrizal (Wasekum PTKM), dan Palit Siregar (Departemen HAL). Hadir pula pimpinan cabang SEMMI dari berbagai daerah seperti Cabang Padang (Aulia), Cabang Pesisir Selatan (Ivan), dan Cabang Solok (Padri).
Dalam orasinya, Fardian Pratama menegaskan bahwa hanya ada satu SEMMI yang sah di Sumatera Barat, yakni SEMMI Syarikat Islam, yang telah terdaftar di Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat. Ia juga menyoroti absennya izin resmi dari pihak penyelenggara Kongres SEMMI SII.
> "Mereka mengaku menggelar agenda nasional tapi bahkan tidak mengurus izin keramaian. Ini sangat berbahaya jika terjadi kericuhan. Yang akan tercoreng adalah nama baik SEMMI Sumatera Barat yang sah," kata Fardian. "Usir mereka sebelum kami usir secara paksa. Kami tidak ingin nama baik organisasi kami tercemar oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab."
Tokoh SEMMI Sumatera Barat lainnya, Suherman Ramadhani, juga mengecam keras metode penyelenggaraan yang dinilai tidak transparan.
> "Mereka melaksanakan agenda besar seperti kongres dengan gaya kucing-kucingan, bahkan mengelabui pihak hotel. Ini jelas tidak etis dan patut dikecam," ujarnya.
Hidayatul Fikri, Wakil Sekretaris Umum bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif PW SEMMI Sumatera Barat, dalam orasi penutupnya, menilai bahwa organisasi SEMMI SII tidak memiliki legitimasi. Ia menyebut bahwa Pemprov dan Pemda di Sumatera Barat pun tidak memberikan dukungan terhadap kegiatan tersebut.
> "Mereka ini tidak jelas. Mengaku didukung Gubernur dan pejabat lain, tapi faktanya kesulitan mencari tempat pelaksanaan. Bahkan tidak ada satu pun pejabat nasional hadir dalam agenda yang mereka klaim berskala nasional," tutur Fikri. "Kami juga meminta pihak hotel dan pemerintah daerah di Sumbar agar tidak lagi memberikan fasilitas kepada kelompok seperti ini demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan."
Aksi berakhir pada pukul 16.00 WIB dan disertai dengan pembubaran oleh pihak hotel. Pihak hotel merasa dirugikan secara moral dan operasional akibat keluhan dari tamu yang terganggu, serta merasa kecolongan karena tidak mengetahui secara pasti agenda sebenarnya dari SEMMI SII.(SEMMI) Sumatera Barat melakukan aksi unjuk rasa dan membubarkan pelaksanaan Kongres SEMMI SII yang digelar di Aula Whiz Prime Hotel, Kota Padang. Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PW SEMMI Sumatera Barat, Nopalion, dan diikuti oleh kader dari berbagai cabang se-Sumatera Barat.
SEMMI Sumatera Barat menyatakan bahwa kegiatan tersebut ilegal dan tidak mewakili organisasi yang sah di Sumatera Barat. Dalam orasinya, Nopalion menegaskan bahwa selama ini pihaknya telah berjuang menghidupkan kembali SEMMI dan Syarikat Islam (SI) di berbagai daerah di Sumatera Barat dengan penuh pengorbanan. Ia menyampaikan kekecewaannya atas hadirnya pihak-pihak yang tiba-tiba mengaku sebagai bagian dari SEMMI dan menyelenggarakan kongres tanpa koordinasi dengan pengurus wilayah resmi.
> "Kami sangat kecewa dan menolak keras pelaksanaan Kongres SEMMI SII di Sumatera Barat. Selama ini kami yang berjuang siang malam membesarkan SEMMI di daerah ini. Tiba-tiba ada kelompok yang datang mengambil panggung dan bahkan memfitnah kami dengan berbagai tuduhan. Ini sangat menyakitkan," tegas Nopalion dalam orasinya.
Koordinator aksi, Aulia Eka Putra yang juga Ketua Umum SEMMI Cabang Padang, menyatakan bahwa aksi akan terus dilanjutkan hingga kegiatan tersebut dibubarkan sepenuhnya.
> "Kami bersama seluruh kader SEMMI Sumatera Barat sepakat menolak keberadaan dan kegiatan mereka. Jika mau kongres, silakan laksanakan di luar Sumatera Barat, jangan di sini," ujarnya lantang.
Aksi ini juga dihadiri oleh jajaran Pengurus Wilayah SEMMI Sumatera Barat, antara lain Roby Hasan (Sekretaris Umum), Fardian Pratama (Kabid POLHUKHAM), Hidayatul Fikri (Wasekum Parekraf), Adrizal (Wasekum PTKM), dan Palit Siregar (Departemen HAL). Hadir pula pimpinan cabang SEMMI dari berbagai daerah seperti Cabang Padang (Aulia), Cabang Pesisir Selatan (Ivan), dan Cabang Solok (Padri).
Dalam orasinya, Fardian Pratama menegaskan bahwa hanya ada satu SEMMI yang sah di Sumatera Barat, yakni SEMMI Syarikat Islam, yang telah terdaftar di Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat. Ia juga menyoroti absennya izin resmi dari pihak penyelenggara Kongres SEMMI SII.
> "Mereka mengaku menggelar agenda nasional tapi bahkan tidak mengurus izin keramaian. Ini sangat berbahaya jika terjadi kericuhan. Yang akan tercoreng adalah nama baik SEMMI Sumatera Barat yang sah," kata Fardian. "Usir mereka sebelum kami usir secara paksa. Kami tidak ingin nama baik organisasi kami tercemar oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab."
Tokoh SEMMI Sumatera Barat lainnya, Suherman Ramadhani, juga mengecam keras metode penyelenggaraan yang dinilai tidak transparan.
> "Mereka melaksanakan agenda besar seperti kongres dengan gaya kucing-kucingan, bahkan mengelabui pihak hotel. Ini jelas tidak etis dan patut dikecam," ujarnya.
Hidayatul Fikri, Wakil Sekretaris Umum bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif PW SEMMI Sumatera Barat, dalam orasi penutupnya, menilai bahwa organisasi SEMMI SII tidak memiliki legitimasi. Ia menyebut bahwa Pemprov dan Pemda di Sumatera Barat pun tidak memberikan dukungan terhadap kegiatan tersebut.
> "Mereka ini tidak jelas. Mengaku didukung Gubernur dan pejabat lain, tapi faktanya kesulitan mencari tempat pelaksanaan. Bahkan tidak ada satu pun pejabat nasional hadir dalam agenda yang mereka klaim berskala nasional," tutur Fikri. "Kami juga meminta pihak hotel dan pemerintah daerah di Sumbar agar tidak lagi memberikan fasilitas kepada kelompok seperti ini demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan."
Aksi berakhir pada pukul 16.00 WIB dan disertai dengan pembubaran oleh pihak hotel. Pihak hotel merasa dirugikan secara moral dan operasional akibat keluhan dari tamu yang terganggu, serta merasa kecolongan karena tidak mengetahui secara pasti agenda sebenarnya dari SEMMI SII.