UNGKAP FAKTA. INFO//Muara Enim Sumsel, Sabtu 30 Agustus 2025 Kondisi jalan nasional di wilayah Muara Enim hari ini sungguh memprihatinkan. Lubang-lubang besar dengan kedalaman belasan sentimeter tampak di berbagai titik, aspal mengelupas, hingga genangan air yang menambah risiko kecelakaan. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi perekonomian justru berubah menjadi jalan maut yang setiap saat mengancam keselamatan masyarakat.
Ketua MB – PKRI Cadsena Muara Enim, Amat Nangwi Jangkuk, menegaskan bahwa pihaknya mengecam keras dugaan praktik busuk ini.
> “Kerusakan jalan nasional ini bukan lagi sekadar kelalaian, melainkan indikasi kuat adanya permainan anggaran. Kalau dana perawatan benar-benar dipakai sesuai aturan, tidak mungkin jalan nasional hancur separah ini. Kami mendesak aparat penegak hukum segera membongkar skandal ini sampai ke akar-akarnya,” tegas Amat Nangwi Jangkuk.
Di duga Anggaran pemeliharaan jalan nasional bervariasi tergantung: Kondisi jalan
Lokasi (dataran vs pegunungan)
Jenis pekerjaan (rutin, berkala, rehabilitasi)
Perkiraan rata-rata (berdasarkan data PUPR):
Pemeliharaan rutin: ± Rp 150–300 juta/km per tahun
Pemeliharaan berkala: ± Rp 1–2 miliar/km
Rekonstruksi (rusak berat): bisa Rp 5–10 miliar/km, bahkan lebih jika ada jembatan/drainase besar.
> Misal jalan nasional sepanjang 100 km, hanya pemeliharaan rutin saja sudah sekitar Rp 15–30 miliar/tahun.
Lebih lanjut, MB – PKRI Cadsena Muara Enim menilai kerusakan jalan nasional merupakan bukti nyata lemahnya pengawasan pemerintah serta dugaan adanya laporan fiktif dalam realisasi anggaran. Jalan rusak dibiarkan begitu saja, sementara rakyat kecil dipaksa mempertaruhkan nyawa setiap hari.
Ketika wartawan mencoba mengonfirmasi persoalan ini kepada pihak PPK 2.1 Provinsi, Bapak YN, yang diduga mengetahui detail pengelolaan anggaran perawatan jalan nasional, ia enggan memberikan keterangan dan terkesan menghindar dengan alasan bertele-tele. Bahkan, upaya komunikasi melalui WhatsApp juga berakhir buntu setelah nomor wartawan diblokir oleh yang bersangkutan.
Sikap tertutup ini memicu dugaan kuat adanya hal yang sengaja disembunyikan terkait pengelolaan dana perawatan jalan nasional.
Padahal, anggaran perawatan jalan nasional setiap tahunnya tidaklah kecil. Dana miliaran rupiah telah digelontorkan dari APBN untuk memastikan kualitas jalan tetap terjaga. Namun kenyataannya, kondisi lapangan jauh dari kata layak. Diduga kuat, anggaran tersebut telah ditelan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang hanya memikirkan keuntungan pribadi dan kelompok.
Masyarakat dan MB – PKRI Cadsena Muara Enim mendesak Kejaksaan, Kepolisian, BPK, dan seluruh Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera turun tangan melakukan audit, investigasi, dan menyeret oknum-oknum yang terbukti menyelewengkan dana jalan nasional ke meja hijau.
Jika tidak ada tindakan tegas, maka rakyat akan semakin yakin bahwa hukum di negeri ini hanya tegas untuk rakyat kecil, namun tumpul terhadap pejabat rakus dan mafia anggaran.
Jalan nasional adalah hak rakyat. Bukan lahan bancakan untuk memperkaya diri. MB – PKRI Cadsena Muara Enim menegaskan, tidak akan tinggal diam dan akan terus mengawal persoalan ini sampai masyarakat benar-benar mendapatkan keadilan."(Elwin/GMMB)
.png)

.png)
