Semarang, ungkapfakta.info-
Keberadaan pasar tradisional di Kota Semarang kian memprihatinkan. Sejumlah pasar rakyat yang dulu menjadi pusat kegiatan ekonomi kini tampak sepi dan sebagian besar kios ditinggalkan pedagang. Kondisi ini memperkuat kekhawatiran bahwa pasar tradisional perlahan akan hilang ditelan zaman jika tidak segera diselamatkan.
Pantauan di beberapa pasar seperti Pasar Bulu, Pasar Johar dan Pasar sampangan menunjukkan banyaknya lapak kosong yang tidak lagi digunakan. Beberapa pedagang mengaku memilih berhenti berjualan atau pindah ke lokasi lain karena sepi pembeli, buruknya fasilitas, dan kurangnya perhatian dari pemerintah.
“Sudah tidak sanggup lagi. Pembeli makin sedikit, tapi biaya ritribusi dan operasional tetap jalan. Fasilitas pasar pun banyak yang rusak, dibiarkan begitu saja,” ungkap Bu Retno pedagang pasar sampangan.
Menurutnya buruknya kinerja kepala pasar dan korwil yamg tidak bisa berjalan bersama membuat ritme perdagangan buruk sekali, mereka( kepala pasar) hanya bekerja biasa saja tanpa bisa berbuat sesuatu hal yang bisa menarik perhatian masyarakat datang berbelanja disini, yang digiatkan ke kami hanya belajar berdagang online, harus ikuti perkembangan zaman, harus selalu tampil di media supaya bisa bersaing dengan mereka, ungkap sri pedagang Johar.
Kami ini butuh asupan untuk hidup, jangan ajari kami untuk hal hal yang tidak masuk akal seperti itu, online itu perusak pedagang pasar tradisional dan itupun tidak ada dana yang masuk ke pemerintah kenapa diusulkan kami suruh belajar berjualan online, betapa bodohnya pemerintah kota Semarang kalau menggiring opsi pedagang untuk mengikuti perdagangan online, pasar milik pemerintah, ada ritribusi yang dikelola, seharusnya justru mereka yang digiring untuk berjualan bersama kami di Pasar, tempat yang disediakan pemerintah untuk berjualan, bukan malah pemerintah di giring untuk mengikuti swasta menggalang dagangan secara online, ini benar benar sudah terbalik sekarang.
Kami berharap ada perubahan dalam pengelolaan Dinas perdagangan yang baik, kepala pasar yang peduli, gercep, pintar, dan mempunyai ide brilian