![]() |
Teksphoto: Kadis pertanian Sudarija saat photo bersama pihak PT Grahadura giat tanam jagung serentak pada 02 Juni 2025 yang lalu. |
LABURA, Ungkapfakta.info - Tindakan terhadap pemblokiran nomor WhatsApp wartawan yang masih kerap dilakukan oleh pejabat publik merupakan sikap tidak profesional sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN). Seperti dalam hal ini, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Labura Sudarija yang dianggap tidak memegang penuh prinsip keterbukaan informasi dan transparansi.
Sejumlah kalangan masyarakat menganggap hal yang dilakukan oleh kadis pertanian tersebut merupakan sebagai upaya untuk menghindari sejumlah pertanyaan dan konfirmasi terkait tujuan pemberitaan yang akan melibatkan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) sehingga oknum kadis memilih blokir wartawan.
Pasalnya, Dinas Pertanian Labuhanbatu Utara belakangan ini menjadi sorotan pada sejumlah program yang melibatkan anggaran penggunaan dana besar. Seperti, dugaan terjadinya korupsi dana PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) , dugaan adanya manipulasi data pembelian bibit sawit yang diduga dimark-up dan adanya pelaksanaan fiktif yang melibatkan pihak PT Grahadura.
Dimana, dalam mendukung program ketahanan pangan dengan melaksanakan tanam jagung serentak PT Grahadura Leidong Prima turut didampingi kadis pertanian Sudarija diduga terjadinya pembodohan publik. Sebab, setelah sebulan berlalu satupun tanaman jagung tidak terlihat tumbuh di lahan seluas lima hektar yang dilakukan penanaman pada bulan Juni lalu.
![]() |
Teksphoto : Lahan milik PT GDLP di Desa Sukarame, Kecamatan Kualuh Hulu Labura pada 05 Juli 2025 tidak terlihat tanaman jagung yang tumbuh. |
Untuk mempertanyakan hal tersebut, maka ketika dikonfirmasi wartawan pada, Minggu (06/07/2025) Kadis Pertanian Labura Sudarija, mengatakan bahwa giat penanaman jagung itu oleh Grahadura dalam mendukung program pemerintah yang dilakukan secara bertahap.
“Apa masalahnya. Ya udah itukan yang menanam mereka PT Grahadura, dananya bukan dari anggaran APBD, jadi apa masalahnya,” jawabnya.
Kemudian, awak media mempertanyakan perihal penanaman jagung serentak PT Grahadura didampingi Kadis Pertanian Labura hanya sebuah ceremonial untuk dilihat publik namun faktanya fiktif atau tidak ada dilakukan penanaman pohon jagung kadis Sudarija malah minta wartawan untuk tanyakan langsung pihak tersebut.
“Masalahnya dimana, kalau itu tanya aja langsung sama mereka. Kalau Grahadura gak mungkin saya yang menjawab kan” sebutnya.
Padahal, penanaman jagung serentak Juni 2025 yang lalu oleh PT Grahadura tersebut dihadiri langsung oleh Kadis Pertanian Labura, sehingga wajar dipertanyakan perihal informasi tidak adanya tumbuhan jagung yang tampak tumbuh di lahan tersebut. Sayangnya, pejabat nomor satu dinas pertanian itu malah memblokir wartawan yang diduga tak ingin ambil pusing.
Maka dari itu, pejabat tersebut dinilai tidak mengingat prinsip keterbukaan informasi publik sehingga kadis pertanian Sudarija dianggap sebagai bentuk penghindaran akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan pemerintahan serta dapat mencerminkan mentalitas yang pengecut di kalangan pejabat.(Rt/red)