Padang Pariaman, 4 Juli 2025 – Sosok Tomy Chandra, atau yang kini lebih dikenal secara nasional dengan nama panggung Tom Yeah, adalah bukti bahwa kegigihan, bakat, dan cinta sejati pada musik mampu menembus batas daerah hingga ibu kota.
Namanya mulai dikenal luas setelah menjadi pentolan band D-Not7 dengan lagu hit mereka berjudul “Nggak Pake Lama” yang sempat meledak di pasaran. Lagu tersebut menjadi andalan dalam album berisi 10 lagu, yang diproduseri langsung oleh label besar Falcon Music di Jakarta.
Namun perjalanan Tomy tak semulus nada-nada manis dalam lagu. Kariernya dibangun dari bawah, dimulai dari panggung festival band di Medan hingga menorehkan berbagai kemenangan di ajang festival musik Pekanbaru. Salah satu momen ikonik dalam kariernya adalah saat band Piranha, yang ia perkuat, menjadi begitu dominan hingga tak diperbolehkan ikut sebagai peserta festival dan justru dijadikan bintang tamu—sebuah pengakuan tak resmi, tapi sangat bermakna.
“Saya bergerak sendiri ke Jakarta, tanpa band yang sudah membesarkan saya di daerah. Berat? Ya. Tapi cinta saya pada musik lebih kuat dari rasa takut,” kenang Tomy.
Puncak prestasi lainnya adalah ketika Tomy mendapat kesempatan emas untuk rekaman bersama rocker legendaris Indonesia, Achmad Albar, di Musica Studio’s, label besar yang telah melahirkan nama-nama besar dalam sejarah musik tanah air.
Namun panggilan keluarga membuat Tomy hijrah ke kampung halamannya di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Meski demikian, api semangat bermusik di dirinya tak pernah padam.
Buktinya, ia tetap aktif menciptakan karya. Salah satu lagunya, “Lagu Kemenangan Wali Fery”, menjadi anthem sukses dalam Pilkada 2020–2025. Kini, Tomy kembali menyita perhatian publik lewat lagu dukungan untuk pasangan JKA-Rahmat di Pilkada Padang Pariaman 2024, yang viral di kalangan relawan dan pendukung pasangan tersebut.
“Musik itu sudah mendarah daging dalam diri saya,” ujar Tomy sambil tersenyum, menunjukkan bahwa bagi dirinya, musik bukan sekadar profesi—melainkan bagian dari identitas hidup.
Tomy Chandra adalah contoh nyata bahwa musik, bila dijalani dengan cinta dan ketulusan, akan selalu menemukan jalannya sendiri. Dari festival kecil ke studio besar, dari Medan ke Jakarta, dan kini kembali mengakar di tanah Minang, karyanya terus menggema.