Sanggau--Meskipun Kapolda Kalimantan Barat telah mengeluarkan intruksi agar semua praktek PETI dihentikan, toh maling emas dermawan yang kerap membantu siapapun, tetap saja berjalan tanpa kendala apapun.
" Bulan kemarin grup tambang emas liar sudah bergerak semua. Bahkan di Desa Biang maupun Semerangkai Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau, masing - masing memiliki 17 dan 12 mesin PETI. Gilanya lagi mereka beroperasi tidak mengenal waktu, " ungkap Dodi, warga sekitar.
Ketua DPRD Kabupaten Sanggau, katanya, juga pernah menghimbau kepada semua pihak untuk stop melakukan aktivitas tambang emas Ilegal. Namun karna pemilik merasa punya Beck yang kuat, ajakan tersebut dikalikan nol.
Kondisi itu, menurut dodi, menunjukan lemahnya Polres setempat. Disini sepertinya ada unsur pembiaran sehingga maling emas derwanan semakin gila membantai lingkungan setempat.
" Masak PETI yang jelas - jelas menghancurkan lingkungan dan merusak ekosistem justru tumbuh subur. APH nya pada kemana dan intruksi Kapolda Kalimantan Barat dianggap apa, tanyanya sedikit dongkol.
Dodi berspekulasi, jika Polda Kalbar tidak menangkap cukong PETI dengan strategi perang, sampai kapanpun pertambangan emas ilegal akan terus berlangsung hingga semuanya musnah secara perlahan tapi pasti.
" Kalau Polda Diam, Polres sulit diharap, saya yakin kehancuran lingkungan di masa depan bakal semakin hebat dan kerugian negara maupun daerah terus melambung tinggi yang dampak buruknya akan dirasakan anak cucu kita atau generasi selanjutnya, " tegasnya.(007/Danil.A)