.png)
Www.ungkapfakta.com PALEMBANG, – Ironi Sumatera Selatan, daerah kaya minyak tapi warganya justru kesulitan mendapatkan solar. Kelangkaan bahan bakar subsidi ini semakin menjadi-jadi, memicu antrean panjang di SPBU yang membuat para sopir meradang.
Jurnalis investigasi, Jon Kuncit, yang melakukan pemantauan langsung di lapangan, mempertanyakan penyebab kelangkaan ini.
“Kalau distribusi lancar, antrean begini tidak akan terjadi. Pertanyaannya: ke mana minyak kita selama ini” tegasnya.
Para sopir terpaksa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendapatkan jatah solar subsidi. Beberapa bahkan mengaku sudah mengantre sejak malam hari.
Warga menduga ada masalah serius dalam distribusi solar, mulai dari permainan kuota hingga penyaluran yang tidak tepat sasaran.
Ironisnya, kelangkaan ini justru terjadi di daerah yang kaya akan sumber minyak.
Kondisi ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari situasi ini.
Masyarakat berharap Polda Sumsel, Pertamina, dan Pemerintah Provinsi Sumsel segera turun tangan melakukan evaluasi dan penyelidikan.
Jika tidak ada tindakan tegas, kelangkaan solar akan terus berulang dan masyarakat kecil akan terus menjadi korban.
“Kami berharap pemerintah dan pihak terkait segera bertindak. Jangan sampai kelangkaan ini terus berlarut-larut,” ujar salah seorang sopir yang enggan disebutkan namanya.
Menyikapi situasi ini, pemerintah daerah diharapkan segera memberlakukan aturan pembatasan pembelian solar subsidi untuk kendaraan pribadi dan industri, serta meningkatkan pengawasan terhadap penyaluran di SPBU. Hal ini penting untuk memastikan solar subsidi benar-benar sampai kepada yang berhak.
Hingga berita ini diturunkan, teka-teki kelangkaan solar di Bumi Sriwijaya masih menjadi misteri. Akankah ada solusi nyata, atau masyarakat terus menjadi korban ketidakjelasan ini Pihak berwenang dituntut untuk segera bertindak, sebelum kemarahan warga memuncak.
.png)
