SULSEL, Ungkapfakta.info -
Upaya Pemerintah kabupaten (Pemkab) Luwu Utara (Lutra) Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mengentaskan kemiskinan nampaknya belum cukup merata dirasakan masyarakat. Buktinya, masih ada warga miskin yang sehari-hari hidup miskin dan tak punya tanah untuk dikelolah.
Manda dan Lukas Tappe, warga Dusun To Woddi Desa Mari-Mari Kecamatan Sabbang Selatan hidup dalam gelimang kemiskinan tetapi tidak pernah tersentuh program bantuan untuk warga miskin dari pemerintah.
Cita-cita pemerintah pusat untuk mensejahterakan rakyat miskin, masih jauh dari harapan karena kurang tepatnya penerima bantuan sehingga bantuan yang dikuncurkan justru tidak menyentuh rakyat miskin.
Banyak program untuk keluarga miskin dengan kucuran uang yang tidak sedikit dikampanyekan pemerintah. Dari pusat hingga daerah, para pejabat berkampanye bahwa mereka serius menangangi kemiskinan. Sayangnya, Manda (54l dan Lukas Tappe (56) tidak masuk dalam daftar orang miskin yang layak dibantu.
Alhasil, Manda dan Lukas pun sama sekali tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah penerima manfaat Program Keluarga harapan (PKH), Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Bantuan Langsung atau bantuan nontunai, maupun bantuan lainnya.
Meskipun program pemerintah yang mengatasnamakan kemiskinan sering digembar-gemborkan, namun keberadaan Manda dan Lukas bersama anaknya seolah-olah tidak diakui oleh pemerintah.
Nama Manda dan Lukas tidak pernah masuk dalam daftar warga yang mendapat bantuan apa pun. Nama mereka tidak pernah masuk Program Keluarga Harapan (PKH). Apalagi, program bedah rumah yang sudah bertahun-tahun dilakukan pemerintah. Padahal, secara fisik rumah mereka berdua sangat tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal.
Ironisnya, warga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya yang ekonominya lebih mapan justru malah mendapat bantuan dari pemerintah. Kehidupan mereka jauh lebih baik dibanding kedua warga tersebut, tetapi mereka yang justru mendapatkan bantuan lewat PKH dan bantuan sosial lainnya.
Karena hidup di bawah garis kemiskinan dan “melata sendiri” tanpa bantuan pemerintah hampir setiap hari Manda dan Lukas hanya bisa makan nasi dan lombok saja. Makanan sehari-hari mereka sangat jauh dari standar gizi.
Saat awak media ini berkunjung ke rumahnya, hanya tinggal sendirian.
Kondisi rumahnya sangat memprihatinkan. Dan sementara ganti atap sagu.
Sementara rumah mereka kumuh itu selalu bocor. Mereka berdua harus menanggung kemiskinan tanpa bantuan pemerintah.
Yustus
.png)


.png)
